muse

pinzra Masa yang paling indah adalah masa remaja. Masa yang paling menyedihkan adalah masa remaja. Masa yang paling ingin dikenang adalah masa remaja. Masa yang paling ingin dilupakan adalah masa remaja.

Tuesday, May 25, 2010

Seorang Ilmuwan Revolusioner

Marx pernah mengatakan; “Para ahli filsafat hanya telah menafsirkan dunia, dengan berbagai cara; akan tetapi soalnya ialah mengubahnya”. Pernyataan Marx ini sangat berpengaruh dalam keyakinan seorang ilmuwan kiri revolusioner, John Desmond Bernal, namanya. Dia merupakan salah satu ilmuwan paling cemerlang, inspiratif, dan berwawasan luas di abad 20 ini.

Ia dilahirkan pada 10 Mei 1901, dari sebuah keluarga katolik Irlandia. Ibunya adalah seorang keturunan Amerika. Ketika masih kecil, dia sudah melakukan banyak hal, diantaranya menuliskan biografi ketika masih berusia 9 tahun. Disamping itu, ketika masih kecil, tangganya sudah lincah untuk melakukan banyak percobaan.

Ia pernah hampir kehilangan nyawa karena tersetrum listrik, ketia dia dan temannya mencoba membuat sebuah tabung sinar-X. Meskipun masih belia, dia sudah punya dedikasi besar terhadap pengetahuan, kemajuan, dan masa depan.

Andrew Brown, seorang penulis biografinya baru-baru ini, begitu gamblang menjelaskan bakat anak ini; mulai dari membangun laboratorium sendiri, ketertarikannya terhadap politik radikal, dan selalu berdebat dengan keluarganya ketika membicarakan pemihakan terhadap gerakan Sinn Fein dalam pembebasan Irlandia. Dia adalah pendukung setia gerakan pembebasan irlandia, ketika itu.

Pada usia 10 tahun, dia diharuskan meninggalkan Irlandia untuk melakukan studinya di Inggris. Di tempat baru ini, dia sangat bersemangat menghadiri pertemuan-pertemuan dengan banyak orang. Dia tidak hanya berdiskusi dengan intelektual dan pelajar, tetapi juga dengan pekerja, tentara, dan kaum miskin.

Dalam sebuah pertemuan, tepatnya 7 November 1919, dia sempat mendengar kabar dari kawannya mengenai kemenangan revolusi oktober di Rusia dan percoban-percobaan sosialisme di sana. Sejak itu, rasa keingintahuannya pun bertambah besar.

Beberapa serpihan informasi soal Sovyet diterimanya, terutama soal proyek sosialisme di sana. Dia semakin tertarik dengan Sovyet, yang menurutnya mewakili sebuah masyarakat baru, masyarakat adil dan ilmiah. Karena itu pula, dia menyadari bahwa pengetahuannya soal Irlandia sangatlah sempit, dan ternyata dunia itu benar-benar lebar.

Dia segera mempelajari sumber pengetahuan masyarakat Sovyet ketika itu, Marxisme-Leninisme. Dia semakin tertarik dengan marxisme, dan memutuskan untuk meninggalkan agamnya, katolik, untuk menjadi seorang atheis. Karena hal itu, orang tuanya sempat mengirimkan seorang imam untuk menyakinkannya dan mengajaknya kembali ke ajaran agama. Sebaliknya, bukannya berhasil menyadarkan si Bernal, Imam ini pun ikut meninggalkan ajaran gereja.

Pernah juga, menurut Bernal dalam autobiografinya, beberapa mahasiswa kanan mau memberi pelajaran terhadap kaum komunis muda ini, Bernal dan kawan-kawannya. Si penyerang pun mendatangi kamar Bernal, dan berusaha memukulnya. Malah sebaliknya, Bernal yang berhasil memukul lawan-lawannya ini.

Pada tahun 1923, Bernal bersama istrinya bergabung dalam Partai Komunis, dan mendedikasikan hidupnya untuk perjuangan kaum pekerja. Dia turut mengarahkan pekerja dalam pemogokan umum, 1926. Dalam demo anti-fasis 1920-an, ia dan kawan terdekatnya, JBS Haldane, sempat merasakan pukulan mentah polisi.

Di Cambridge, Bernal tidak sendirian, dia bersama beberapa kawannya, diantaranya Joseph Nidam, JBS Haldane, dan lain-lain.

Pada awal karirnya, Bernal memutuskan bahwa x-ray kristalografi akan berubah menjadi alat yang paling mungkin untuk mengungkapkan rincian dari struktur materi. Bernal terpesona dengan karya WL Bragg dan ayahnya WH Bragg, (Peraih Nobel pada 1915 Nobel di bidang Fisika), yang merintis pengembangan x-ray kristalografi. WL Bragg Bernal pernah mengikuti penelitian yang sangat penting soal susunan atom dalam kristal, dan memusatkan perhatian pada analisis x-ray terhadap zat-zat organik.

Sumbangannya, pada saat itu, adalah soal perumusan tabel yang membantu para kristalografi pada awalnya untuk menemukan struktur kristal (ketika tidak ada komputer), dan karya mempelopori penelitian soal hormon seks, protein, virus dan perbedaan struktur pada air yang membeku (es, salju, dan seterusnya). Dia juga dianggap pelopor di bidang fisika komposit.

Di kalangan para penerima nobel di bidang Biologi, mereka mengaku sangat dipengaruhi oleh karya dan temuan-temuan dari Bernal. Dorothy Hodgkin, misalnya, mengatakan bahwa ia seharusnya berbagi penghargaan nobel dengan Bernal.

Ketika perang dunia berkecamuk dan fasisme menguat, dia dan kawan-kawannya membangun sebuah group anti fasis, bernama Cambridge Scientist Anti War Group, untuk menyatakan penentangan terhadap perang. Pada saat itu, dia mulai menggeser penelitiannya soal depresi ekonomi, perang saudara di Spanyo, Invasi Jepang ke China, hingga gerakan pembebasan nasional koloni Inggris. Ketika Bukharim memimpin tim ilmuwan Sovyet berkunjung ke Inggris, tahun 1931, Bernal segera menyambutnya.

Dalam diskusi dengan ilmuwan Sovyet, dia menjadi semakin sadar bahwa ilmu dan pengetahuan harus didedikasikan kepada kemanusiaan, perdamaian, dan kesejahteraan seluruh rakyat. Menurut Bukharin, ilmu pengetahuan harus disumbangkan untuk kemajuan produksi dan pemenuhan kebutuhan rakyat. ini sangat bertentangan dengan pola pikir konvesional, bahwa ilmu pengetahuan harus netral.

Dalam karnya yang menggemparkan, The Social Function of Science, pada tahun 1939, dia menguraikan bagaimana watak eksploitatif kapitalisme dapat menghambat kemajuan ilmu pengetahuan. Dalam bukunya itu, dia juga menekankan bahwa perjuangan untuk perubahan tidak semata-mata terletak di tangan kaum intelektual terdidik, tetapi juga berada di agitator-agitator politik yang berjuang untuk kebebasan dan kemandirian.

Menurut Bernal, ilmu pengetahuan di bawah kapitalisme dipergunakan untuk memuaskan keserakahan kapital, dan cenderung merusak ketentraman umat manusia.

Sementara di bawah Fasisme, menurut Bernal, ilmu pengetahun dipergunakan untuk meneliti beberapa persoalan sosial, untuk memunculkan ide soal kemurnian ras dan kebangsaan. Dia juga melihat bagaimana fasisme memperdalam penelitian soal ilmu kimia untuk menemukan senjata pemusnah, sekaligus untuk mendukung industri perangnya.

Beberapa ide Bernal dipergunakan dalam perang, misalnya soal bagaimana melakukan photo dari udara untuk mempelajari bentuk ombak di pantai. Beberapa pengetahuannya ini, kemudian, dipergunakan sekutu dalam pendaratan di pantai Normandia.

Ketika mendengar pemboman terhadap Hiroshima dan Nagasaki, Bernal pun meletakkan kesedihan sangat mendalam; bagaimana pengetahuan dipergunakan untuk saling menghancurkan, saling merusakkan. Dia pun mengorganisir para intelektual untuk menyampaikan keprihatinan ini, dan meletakkan dasar soal tanggung jawab kaum intelektual.

Sepanjang hidupnya, dia menjadi pendukung setia partai komunis Inggris dan juga selalu mendukun Uni-sovyet. Dia mengunjungi Rusia, dan bertemu secara langsung dengan pemimpin Sovyet ketika itu, Nikita Khruschev. Setelah perang dunia kedua, Bernal tampil sebagai duta besar internasional soviet dalam komperensi-komperensi ilmu pengetahuan.

Meskipun berasal dari latar belakang keluar yang kaya, Bernal dalam sepanjang hidupnya, sudah membuktikan kesetiaannya kepada sosialisme, kepada perjuangan kelas, dan kemajuan umat manusia.

Sangat jarang orang seperti Bernal sekarang ini. Seperti kita ketahui, banyak ilmuwan yang berteriak soal independensi terhadap ilmu pengetahuan, tetapi, pada kenyataannya, mereka adalah pendukung setia dari sistem yang sementara berkuasa saat ini.

Di Indonesia, akhir-akhir ini, sejumlah intelektual yang pernah bersuara keras soal kebebasan pada jaman orde baru, kini menjadi penyusun utama dalam kekuasaan rejim neoliberal. Mereka kini menjadi pembohong paling besar, sebab menjual pengetahuan dan harga dirinya demi sebuah liberalisme.

Akhirnya, menutup diskusi ini, saya mau mengutip pernyataan Czesław Miłosz, dalam bukunya “The Captive Mind”. Dalam buku ini, ia mengamati bahwa para intelektual yang menjadi pembangkang tidak harus mereka yang memiliki pikiran yang paling kuat, tetapi mereka yang memiliki perut yang paling lemah. Pikiran dapat merasionalisasi apapun, katanya, namun perut mengenal batas.

No comments:

Post a Comment